Mojo Batik Festival 2023 di Alun-alun Kota Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (7/10/2023). ANTARA/Indra Setiawan/am.
Kota Mojokerto (ANTARA) -
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan gelaran Mojo Batik Festival (MBF) 2023 di Kota Mojokerto, Jawa Timur layak menjadi kegiatan nasional.
Menurutnya, kegiatan Mojo Batik Festival bisa dirasakan satu semangat dan vibrasi pelaku industri batik di Kota Mojokerto."Selamat atas kegiatan ini, karena banyak memberdayakan kreasi batik ramah lingkungan serta bisa buka lapangan kerja," ujarnya.
Ia mendorong agar batik yang dihasilkan tersebut bisa ditampilkan pada kegiatan Karisma Event Nusantara dan dikurasi, sehingga tahun depan bisa lolos mendapatkan tambahan insentif dari Menparekraf.
"Bentuk kurasi promosi kami membawa batik ke festival dan penampilan peragaan busana luar negeri. Kami juga akan mempromosikan secara digital serta mengundang seluruh masyarakat Mojokerto terus menggunakan aplikasi di kanal sosial media," ujarnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada kesempatan itu mengaku ingin memberikan penguatan filosofi Mojo Batik Festival diangkat secara universal.
"Cerita Majapahit dalam membangun Nusantara, kebhinekaan yang beragam sebagai penguat Nusantara," ujarnya.
Dengan penguatan tersebut, kata dia, muncul pemahaman yang disusul dengan kepercayaan dan respek. "Penguatan filosofi dilakukan dengan berbagai penguatan kreator desainer pembatik untuk menyatukan ide pikiran yang menjadi tambahan," ujarnya.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan atas nama Pemkot Mojokerto mengucap terima kasih kepada Kemenparekraf, karena Kota Mojokerto diberikan pendampingan dan anggaran selama tiga bulan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
"Hasilnya adalah produk fashion dan aksesoris dari batik," ucapnya.
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kiri) ketika ditemui usai acara "Istana Berbatik" di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu malam (1/10/2023). (ANTARA/Yashinta Difa)
Terlalu banyak motif batik, setiap hari berganti motif dan bisa berubah-ubah warnanya… tetapi saya memang senang yang warna sogan
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kesukaannya terhadap batik berwarna sogan, yaitu batik klasik berwarna kecoklatan yang identik berasal dari Solo atau Yogyakarta.
Pagelaran busana itu disebut Jokowi diselenggarakan untuk menunjukkan kebanggaan bangsa Indonesia terhadap batik, menjelang peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober.
“Batik adalah wajah kita, budaya kita. Dan sebagai sebuah karya seni yang luar biasa di situ ada simbolisme, di situ ada filosofi di setiap motif yang ada. Inilah kebudayaan Indonesia,” tutur Jokowi.
Dalam “Istana Berbatik”, Presiden Jokowi memakai batik berwarna cokelat dengan motif parang barong seling kembang udan riris.
Motif parang memiliki filosofi memerangi, yang berarti bahwa seorang pemimpin harus berani bersikap tegas memerangi ketidakbenaran yang ada. Motif batik parang biasa dikenakan oleh para raja.
Sementara motif udan riris berarti hujan gerimis yang memberikan kesejukan di tengah kondisi gersang atau kering.
Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana Jokowi yang memakai atasan batik bermotif truntum dan bawahan bermotif parang.
“Istana Berbatik” turut dimeriahkan oleh pertunjukan busana dari para menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga negara, duta besar negara sahabat, perwakilan kementerian/lembaga, serta figur publik.
“Ya masa serius terus, setiap hari kita selalu disibukkan oleh hal-hal yang sangat serius dan bekerja untuk negara… makanya tadi beliau-beliau kita ikutkan untuk menjadi model,” ujar Jokowi, terkait keikutsertaan para menteri serta pimpinan lembaga negara dalam acara yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara “Istana Berbatik” di halaman Istana Merdeka Jakarta, Minggu (1/10/2023). ANTARA/Yashinta Difa/am.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menumbuhkan perasaan bangga terhadap batik sebagai warisan budaya bangsa.
Pada acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober itu, ia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk aktif melestarikan dan mengembangkan batik.
“'Istana Berbatik' merupakan sebuah pagelaran busana yg menampilkan ragam batik Nusantara, yang sarat akan makna filosofis dan keindahannya tak lekang oleh waktu," kata dia.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Ketua Panitia “Istana Berbatik” Angela Tanoesodibjo mengatakan pergelaran itu menjadi kesempatan publik menyaksikan bahwa batik telah menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia.
"Pada pagelaran ini kita akan menyaksikan bagaimana batik telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia dari masa ke masa, generasi ke generasi, dan telah menjadi bagian diplomasi budaya Indonesia,” ujar dia.
Pada pertunjukan busana di panggung sepanjang 150 meter dengan latar belakang Istana Merdeka Jakarta itu, menampilkan batik terbaik dari berbagai kerajaan di Nusantara, UMKM binaan Bank Indonesia dan BRI, serta batik karya para perancang busana Indonesia.
Acara itu melibatkan 503 orang peraga istimewa, termasuk para perwakilan kerajaan, pimpinan lembaga negara, duta besar, para menteri kabinet, perwakilan kementerian/lembaga, figur publik, dan model.
Acara “Istana Berbatik” yang dihadiri sekitar 4.000 undangan itu dimeriahkan pula dengan persembahan seni tari dan pameran UMKM batik sebagai wujud dukungan bagi karya anak bangsa
“Melalui acara ini, kami berharap batik sebagai warisan budaya Indonesia semakin digemari, semakin dikreasikan, semakin sering dikenakan sehingga semakin lestari dan menyejahterakan,” kata Angela.
Ketua Umum Kadiifa Anna Mariana (tengah) saat konferensi Festival Tenun Songket Nusantara & UMKM Expo 2023, di Jakarta, Rabu (9/8/2023). ANTARA/Kuntum Riswan/aa.
Seperti kita lihat pada batik sudah punya legal standing atau payung hukum secara administrasi negara.
Jakarta (ANTARA) - Komunitas Indonesia Internasional Fashion Art & UKM (Kadiifa) menginginkan tenun dan songket dapat dikukuhkan sebagai warisan budaya nasional melalui legalitas hukum layaknya batik.
Anna menyampaikan tenun dan songket adalah satu-satunya karya anak bangsa yang dapat ditemui di hampir semua daerah di Nusantara, bahkan berada di 38 provinsi di Indonesia. Banyak sebutan untuk kain tenun, seperti tenun ikat, songket, ulos, tapis, tenun gringsing, double ikat, endek, maupun kain ATBM.
Tenun dan songket juga memiliki sejarah panjang hingga 1.000 tahun. Di masa Kerajaan Nusantara, pernah menjadi alat tukar perdagangan sebelum Indonesia memiliki mata uang rupiah, bahkan songket menjadi pengganti koin emas yang dimiliki para raja, ratu, dan kaum bangsawan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Kadiifa dengan dukungan dari Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah DKI Jakarta dan Kamar Dagang & Industri Indonesia berencana telah meminta Presiden Joko Widodo untuk mengukuhkan hari tenun dan songket pada Festival Tenun Songket Nusantara & UMKM Expo 2023 yang akan berlangsung pada 2-7 September 2023, di Gelora Bunga Karno, Senayan Jakarta.
“Tujuan pertama pelaksanaan Festival Tenun Songket Nusantara & UMKM Expo 2023 adalah melindungi warisan kebudayaan tradisional dan melestarikannya, sekaligus menggerakkan sektor industri ekonomi, bukan hanya dalam bentuk seremoni biasa, melainkan ada pengakuan legal terhadap eksistensi tenun dan songket Indonesia,” katanya lagi.
Legalitas diakui Anna sebagai salah satu kelemahan bangsa Indonesia yang sering dimanfaatkan oleh negara lain untuk mencuri warisan budaya Nusantara. Jika pengakuan warisan budaya hanya dilakukan dalam bentuk seremoni, hal itu rentan untuk jatuh ke tangan negara lain.
“Visi dan misi kegiatan ini untuk mendorong program pemerintah agar songket dan tenun tidak punah melalui sejumlah strategi,” ujarnya lagi.
Selain meminta legalitas terhadap tenun dan songket, Kadiifa juga meminta pemerintah memberi pengakuan HAKI terhadap motif di setiap daerah 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Termasuk juga meminta Kemenparekraf untuk menghadirkan sentra tenun berkualitas dengan produk-produk yang terstandardisasi.
“Di bawah payung Kementerian Dalam Negeri, kita berharap kearifan lokal dapat terintegrasi antardaerah sehingga setiap pemerintah daerah dapat menginventarisasi produk tenun yang sudah diverifikasi,” ujarnya pula.
Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Dalam Negeri Togap Simangunsong mengatakan dengan adanya pengukuhan dan legalitas tenun dan songket akan lebih memudahkan pihaknya dalam memberikan instruksi kepada seluruh jajaran pemerintah daerah untuk lebih menjaga dan melestarikan warisan budaya leluhur tersebut.
Sejumlah pengunjung melihat batik pada pameran "Two Countries: Loyalty to Traditions” di Kota Vologda, Rusia. ANTARA/HO-KBRI MOSKOW.
Bandarlampung (ANTARA) - Sebanyak 20 helai kain batik, wayang golek, dan kerajinan tangan Indonesia menghiasi ruangan Vologda Regional Art Gallery pada pembukaan pameran “Two Countries: Loyalty to Traditions” di Kota Vologda, Rusia untuk memeriahkan HUT ke-876 kota itu.
Pameran “Two Countries: Loyalty to Traditions” yang pembukaannya bersamaan dengan HUT Ke-876 Kota Vologda, merupakan kolaborasi KBRI Moskow, Pemerintah Kota Vologda, Friendship Society with Indonesia, Russian Association for International Cooperation, Art Project Through the Eyes of an Artist, dan Museum Susloparov House.
Wakil Kepala Perwakilan RI di Moskow Berlian Helmy menyampaikan ucapan selamat HUT untuk Kota Vologda dan memberikan penjelasan tentang batik kepada para peserta kegiatan tersebut.
“Karena filosofinya yang mendalam dan keunikan cara pembuatannya, pada 2 Oktober 2009 UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya non-benda,” ungkap dia.
Wali Kota Vologda Sergey Voropanov menyambut positif keikutsertaan Indonesia dalam acara tersebut.
“Terima kasih KBRI Moskow atas kesediaan melaksanakan pameran batik di Vologda, ini menjadi hadiah ulang tahun yang indah untuk Kota Vologda” ujar
Ia berharap, pameran batik ini dapat menjadi pintu kerja sama antara Indonesia dan Vologda pada masa mendatang.
Pembukaan pameran batik juga dimeriahkan penampilan seni budaya Indonesia yang dibawakan dua penari Kirana Nusantara Dance dengan tarian “Mojang Priangan” dan tembang Jawa dengan alat musik Rebab oleh Tri Koyo dari Sanggar Gamelan Dadali binaan KBRI Moskow. Selain itu, kelompok tari Rusia juga menyuguhkan dua nomor tarian Rusia yang dinamis.
Acara pembukaan dihadiri 60 orang, termasuk pejabat dan jajaran Pemerintah Kota dan Provinsi Vologda, Duta Besar Sri lanka untuk Rusia, perwakilan Pemerintah Belarus, media dan masyarakat Kota Vologda lainnya yang secara umum memberikan apresiasi tinggi atas pameran batik dan pergelaran budaya Indonesia.
Vologda adalah kota berpenduduk 318.000 jiwa dengan luas wilayah 116 kilometer persegi, berjarak 480 kilometer dari Kota Moskow. Vologda merupakan kota sejarah, budaya, dengan ekonomi yang ditopang industri pengolahan dan pembangkit listrik.
Perancang Busana asal Indonesia, Asti Atmodjo bawa koleksi kebaya batik bertema "Asmara Dana" ke panggung IIFW 2022. (ANTARA/HO)
...konsep busana kebaya yang dipadukan dengan nuansa tema Game of Thrones
Jakarta (ANTARA) - Perancang busana asal Surabaya Asti Atmodjo berkontribusi melestarikan batik--salah satu warisan budaya Indonesia--dengan memamerkannya kepada masyarakat internasional di panggung fesyen di Malaysia.
Membawa koleksi khasnya yakni kebaya batik, Asti menampilkan keindahan wastra nusantara di ajang Ipoh International Fashion Week (IIFW) 2022 yang berlangsung di Negeri Jiran.
Wanita yang mengembangkan jenama fesyen XaVerna itu mengaku dirinya diundang langsung oleh keluarga kerajaan dari negara bagian Perak yang ada di Malaysia yakni Royal Highness Raja Permaisuri Perak.
Tampil dengan koleksi busana bernama "Asmara Dana", Asti berhasil memikat para peserta yang mengikuti perhelatan fesyen kelas internasional tersebut.
"Koleksi-koleksi yang aku bawa ke IIFW itu semua temanya ingin memperlihatkan power seorang perempuan. Aku bikin look-nya supaya perempuan itu punya power, seperti layaknya queen atau warrior,”katanya.
IIFW masuk dalam jajaran ajang fesyen kelas dunia yang cukup terpandang. Pada periode 2019/2020 ajang tersebut bahkan memenangkan Fashion Week Award of the Year.
Tahun ini ajang itu digelar kembali setelah absen dua tahun akibat pandemi COVID-19.
Para desainer yang diundang untuk tampil dengan karyanya di panggung IIFW juga tentunya berasal dari berbagai negara seperti Nepal, China, Singapura, Indonesia, hingga Afrika.
Pencapaiannya tampil di ajang sekaliber IIFW 2022 tak membuat Asti cepat puas, ia berkomitmen akan terus mengembangkan potensi budaya nasional tersebut secara konsisten lewat ciri khasnya yakni kebaya batik.
Terkait rencana di 2023, Asti ingin menciptakan koleksi yang terinspirasi dari tren populer yang berkembang di masyarakat agar dapat memadukan unsur kekinian tak terkecuali budaya pop.
Namun, dengan cara itu ia tetap bisa merawat budaya Indonesia tanpa menghilangkan maknanya.
”Aku berencana untuk membuat konsep busana kebaya yang dipadukan dengan nuansa tema Game of Thrones. Memang di sini tantangannya bagaimana menunjukkan ke masyarakat bahwa kebaya itu nggak gitu-gitu aja. Bahwa kebaya juga bisa beradaptasi dengan zaman,” demikian Asti.
Selain Presiden dan Wapres, Gapki menyerahkan 55 Batik Sawit Nusantara untuk para menteri di jajaran Kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Wakil Ketua Gapki Togar Sitanggang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa mengatakan Batik Sawit Nusantara dikerjakan dengan menggunakan fraksi padat turunan minyak kelapa sawit yang disebut palm wax sebagai malam batik. Produk ini merupakan hasil riset Gapki bekerja sama dengan OR PPT- BRIN.
Selain berbahan baku palm wax, desain Batik Sawit Nusantara sarat dengan pesan penting tentang manfaat kelapa sawit.
"Pembuatan Batik Sawit Nusantara dilandasi pemikiran bahwa sawit sebagai salah satu kekayaan alam Indonesia, harus terus didengungkan manfaatnya. Di sisi lain, ada pesan hilirisasi di dalamnya," kata Togar.
Hilirisasi sawit merupakan pesan Presiden Jokowi agar peran industri sawit dapat terus ditingkatkan serta mampu mendorong industri lain ikut berkembang.
Karena sarat makna, Togar berharap Batik Sawit Nusantara dapat menjadi inspirasi bagi Jokowi dan jajaran kabinetnya untuk memperkenalkan sawit Indonesia dalam berbagai forum.
Togar yang juga penggagas ide Batik Sawit Nusantara mengatakan Batik Sawit Nusantara dikerjakan oleh tim perancang lintas generasi.
Riset palm wax dikerjakan Indra Budi Susetyo seorang profesional peneliti di OR PPT- BRIN dan teknik membatik dikerjakan oleh pembatik berpengalaman Wirasno.
Sementara desain batik dikerjakan Herdiyanto dan Syihan Rama Santosa. Kedua desainer ini merupakan milenial berpengalaman yang melahirkan banyak karya di industri kreatif.
Menurut Herdiyanto, yang bertindak sebagai brand designer, batik bermotif Ciptadira yang diberikan kepada Presiden Jokowi melambangkan gabungan kreasi dan makna kebijakan di dalamnya.
"Dira juga punya makna lain yakni singkatan dari Indonesia Raya. Pemilihan nama Ciptadira jadi simbol harapan sebuah kebijaksanaan dalam menjaga kepercayaan dan kemuliaan yang diamanatkan pada para pemimpin," kata Anto sapaan akrab Herdiyanto.
Syhan Rama Santosa yang mendesain motif Panca Jagat untuk Wapres Ma’ruf Amin mengatakan batiknya tersebut memiliki makna empat elemen dasar yakni air, udara, tanah dan api.
Motif ini mengandung makna alam semesta atau Sang Hyang Agung. Itu berarti, jika alam bersuka cita, maka manusia pun ikut merasakan kebaikannya.
"Gambar kujang dan tanduk rusa di motif Panca Jagat melambangkan ide sarat makna. Ini berawal dari Bogor, kota pertama kelapa sawit ditanam di Indonesia," jelas Syhan dalam konferensi pers yang diadakan Gapki, Senin (18/10/2021).
Herdiyanto mengatakan mendesain batik bukan hanya sekadar menggambarkan kultur budaya Indonesia lengkap dengan filosofi, tapi juga ada doa di dalamnya.
"Dalam setiap goresan batik yang kami kerjakan untuk Presiden, Wapres serta jajaran kabinetnya, tersirat seuntai doa dari rakyat Indonesia, terutama mereka yang hidup dan berjuang di industri sawit," katanya.
Herdiyanto dan Syhan, yang punya segudang pengalaman di industri kreatif menilai, batik dan sawit punya banyak kesamaan. Keduanya bercerita tentang peluh dan perjuangan bangsa Indonesia.
Batik adalah perjalanan panjang budaya Indonesia sejak zaman Belanda yang akhirnya diakui dunia melalui UNESCO pada 2009. Sementara itu, sawit merupakan sejarah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mampu menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan dunia.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kolobarasi lintas generasi Batik Sawit Nusantara, bisa dilihat link ini: https://www.batiksawitnusantara.id/
Wirasno perajin batik yang telah berkecimpung lebih dari 20 tahun mengatakan, penggunaan palm wax mampu mengimbangi parafin dalam menghasilkan warna.
"Hasil pewarnaan lebih tajam dan cerah karena tahan terhadap larutan alkali dan asam akibat zat pewarna sintesis," kata pembatik yang telah melahirkan banyak mahakarya seni lukis batik tersebut.
Canting Wira sapaan Wirasno mengatakan, ke depan penggunaan palm wax sebagai malam batik lebih terjamin karena tidak perlu mengandalkan pasokan impor.
Selain pasokannya mudah, inovasi yang dikembangkan BRIN akan memberi banyak perbaikan kualitas serta ada pesan Go Green dan Go Sustainability di dalammya.
Sementara itu, Direktur Utama BPPDKS Eddy Abdurrachman mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan kemitraan dengan UMKM Batik Sawit Nusantara terutama di provinsi yang menjadi sentra sawit di Indonesia.
Saat ini, batik tidak hanya berkembang di Jawa, bahkan telah menyebar hingga ke Sumatera.
"Karena keanekaragaman budaya, kami berharap desain dan corak batik karya anak bangsa akan lebih kaya sesuai dengan kearifan lokal. BPDPKS berkomitmen untuk mengembangkan UMKM Batik Sawit Nusantara seluruh daerah di Indonesia,” kata dia.
Ilustrasi: Sejumlah perajin menyelesaikan pembuatan batik di industri rumahan di Rusun Marunda, Jakarta. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras.
Tujuannya untuk menciptakan efisiensi pemakaian bahan baku, energi, dan hemat air, sehingga limbah yang dihasilkan lebih sedikit
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong proses pembuatan batik yang ramah lingkungan, salah satunya dengan memberikan pembinaan dan pelatihan kepada perajin yang tergabung dalam Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur (APBJ) di 38 kabupaten dan kota.
Menurut Doddy, praktik industri hijau sangat penting dan mutlak untuk segera dilaksanakan guna tercapainya efisiensi produksi serta menghasilkan produk yang ramah lingkungan.
“Apalagi industri ramah lingkungan merupakan sebuah ikon yang harus dipahami dan dilaksanakan dalam menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan,” paparnya.
Guna mempercepat penerapan industri hijau, pelaku usaha perlu memanfaatkan teknologi modern atau hasil riset yang sudah ada.
“Pengembangan industri yang ramah lingkungan bisa dilakukan melalui sejumlah cara. Mulai dari produksi bersih, konservasi energi, efisiensi sumber daya, proses daur ulang hingga teknologi rendah karbon,” sebut Doddy.
Kepala BBKB Yogyakarta Titik Purwati Widowati menjelaskan kegiatan pelatihan ini berlangsung dari bulan Juni hingga Agustus 2020 dengan delapan topik mengenai praktik industri yang ramah lingkungan.
Misalnya penerapan manajemen bahan baku dan kimia, penghematan energi dan air, melakukan daur ulang lilin batik dan larutan bekas pewarna, pengolahan limbah batik, serta penetapan Standar Industri Hijau untuk batik.
“Kami berharap para anggota APBJ mendapat pemahaman mengenai langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk batik yang ramah lingkungan dan setelah menerapkan langkah-langkah tersebut, para anggota APBJ ini mendapatkan sertifikat industri hijau,” ungkapnya.
Titik menambahkan kegiatan pelatihan dan pendampingan juga diharapkan menjadi program strategis untuk kembali membangkitkan gairah usaha pelaku industri batik terhadap dampak pandemi COVID-19.
Selain itu BBKB Kemenperin juga menyelenggarakan kelas umum melalui aplikasi Whatsapp (kuliah WhatsApp/kulwap) secara rutin setiap dua kali dalam sepekan. Salah satunya materi yang diberikan adalah mengenai teknik pembuatan masker kain kepada masyarakat. “Selama pandemi kami juga telah menyelenggarakan kuliah virtual lewat Zoom sebanyak tujuh kali dengan jumlah peserta 913 orang, dan kulwap hingga 12 kali dengan jumlah peserta 2.336 orang,” ujar Titik.
Di sisi lain, upaya untuk pencegahan penyebaran COVID-19 juga dilakukan dengan perluasan litbangyasa seperti pembuatan masker kain, pembuatan hand sanitizer, cairan disinfektan, dan pembuatan face shield.
Dalam rangka merayakan Hari Batik Nasional, berikut ini adalah beberapa nama artis internasional yang pernah mengenakan busana batik, dihimpun dari berbagai sumber.
1. Dakota Fanning
Bintang "Twilight Saga" ini pernah terlihat sedang mengenakan rok mini berwarna cokelat dengan motif batik. Dia memadukannya dengan kemeja putih dan terlihat begitu stylish.
2. Reese Witherspoon
Reese menggunakan mini dress batik berwarna biru yang dipadukan dengan jaket denim berwaena senada. Gaya dari pemain film "Legally Blonde" ini bisa ditiru juga untuk sekadar hangout atau datang ke acara informal.
3. Rachel Bilson
Kesan kasual sangat kentara ketika Rachel mengenakan mini dress bermotif parang cokelat dengan blazer hitam. Seperti Reese gaya ini juga bisa menjadi inspirasi jika ingin bepergian santai.
4. Jessica Alba
Pemain "Fantastic Four" ini menggunakan terusan batik saat menghadiri acara Fourth Annual Fashion Forward Luncheon 2004. Motif parang sepertinya menjadi pilihan yang menarik bagi selebritas Hollywood.
5. Heidi Klum
Heidi Klum adalah salah satu penggemar busana batik. Dia sempat beberapa kali terlihat mengenakan busana dengan motif batik.
6. Lily Collin
Lily pernah mengenakan rok terusan batik berwarna cokelat. Dengan tubuh mungilnya, dia terlihat sempurna atas pemilihan dress tersebut yang dipadu bersama flat shoes bertali.
7. Tiffany eks SNSD Tiffany terlihat mengenakan dress bermotif batik saat menghadiri acara Burberrt Prorsum Fashion Show 2012 di London.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam
menunjukkan busana batik hasil kerajinan warga Pamekasan, termasuk
sarung dan songkok batik tulis Pamekasan. (Abd Aziz)
Pamekasan (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pamekasan, Jawa
Timur menggandeng desainer internasional guna membantu para perajin
mempromosikan batik tulis hasil kerajinan warga Pamekasan ke pasar
dunia.
Menurut Kepala Bidang Pariwisata Disparibud Pamekasan Halifaturrahman,
langkah itu dilakukan sebagai upaya untuk menumbuhkembangkan ekonomi
kreatif bidang usaha batik tulis, sehingga akses pasar batik tulis
Pamekasan semakin luas.
Ia menjelaskan, desainer batik yang bermitra dengan Pemkab Pamekasan dan
para perajin batik tulis adalam Embran Nawawi, alumni Sekolah Tinggi
Seni Indonesia (STSI) Bandung. Batik yang digunakan adalah batik tulis
hasil kerajinan warga di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan.
Saat Pemkab Pamekasan diundang oleh Kementerian Perpelancongan Malaysia
2017, batik yang dipamerkan sebagian besar merupakan balik Klampar,
Pamekasan, karena di desa itu, memang merukan sentra batik paling
banyak.
"Jadi kalau ada pemaran batik di luar negeri, Emran, selalu menggunakan
batik Klampar, baik di negara-negara tetangga ataupun di negara
lainnya," kata Mamang.
Dalam waktu dekat ini, Emran juga akan menggelar show batik tulis di
Benua Afrika, yakni di Negara Tanzania, dan baik yang juga akan
dipamerkan adalah batik tulis Pamekasan.
Sementara itu, Kabupaten Pamekasan di Pulau Madura, Jawa Timur ini
memiliki 38 sentra dan 933 unit usaha batik yang menjadi sumber
pendapatan bagi 6.526 warganya.
Usaha batik ikut menyumbang perekonomian daerah, karenanya pemerintah
kabupaten berusaha mendorong perkembangannya melalui program-program
pembinaan, peningkatan sumber daya manusia, bantuan peralatan, serta
dukungan promosi produk dan perluasan pasar.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengatakan kesadaran warga untuk
menggunakan dan mencintai batik lokal serta program promosi yang efektif
penting bagi pengembangan usaha kreatif tersebut.
Dalam upaya untuk mempromosikan batik dan meningkatkan keterikatan warga
pada batik lokal, Pemerintah Kabupaten Pamekasan menghiasi
kendaraan-kendaraan milik organisasi perangkat daerah dengan motif batik
lokal.
Pada 7 Januari 2019, pemerintah daerah meluncurkan setidaknya 90
kendaraan dinas berupa mobil dan sepeda motor yang berhias stiker
bermotif batik Sekar Jagad, khas Pamekasan.
Upaya memperluas akses batik di tingkat dunia, dilakukan Pemkab
Pamekasan dengan bekerja sama para diplomat dan Keduataan Besar Republik
Indonesia di luar negeri, termasuk bekerja sama dengan desainer batik.
"Dengan upaya yang sistemik dan berkesinambungan ini, kami yakin batik
tulis hasil kerajinan masyarakat Pamekasan ini akan lebih dikenal lagi,"
kata Kabid Pariwisata Disparibud Pamekasan Halifaturrahman,
menjelaskan.
Industri batik juga dinilai mampu menjadi penggerak perekonomian nasional, mengingat ekspor produk batik yang telah mencapai 58,46 juta dolar AS pada 2017, dengan negara tujuan utama meliputi Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Tidak salah jika kemudian batik menjadi salah satu produk yang ditonjolkan dalam kegiatan Indonesia Fair, yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dhaka pada 25-27 April 2019.
Kali ini merupakan pameran tahun kedua, diikuti 40 pelaku usaha yang sebagian besar bergerak di bidang kreatif, serta 13 BUMN Indonesia.
Di antara berbagai produk yang dipamerkan mulai dari kerajinan tangan, otomotif, konstruksi, obat-obatan, serta makanan dan minuman—batik bisa disebut primadona karena hampir di setiap sudut International Convention City Bashundhara (ICCB), tempat pameran tersebut digelar, batik dengan mudah tertangkap mata pengunjung.
Produk batik berupa kain, blus, tunik, kemeja, bahkan tas dan aksesoris memanjakan mata ribuan warga Bangladesh yang mengunjungi Indonesia Fair tahun ini.
“Batik adalah spesialisasi Indonesia, tidak ada negara lain yang bisa mengalahkan,” kata Dilshad Rahman, salah satu pengunjung pameran.
Menurut dia, batik Indonesia memiliki keunikan dari segi motif dan detail, yang tidak dimiliki batik negara lain seperti Thailand dan Malaysia.
Dilshad juga menyukai proses batik Indonesia dibuat dengan sangat beragam dan kaya warna, mulai dari batik tradisional hingga batik modern.
“Meskipun sekarang banyak pengrajin batik yang berimprovisasi terhadap karyanya, saya pribadi lebih menyukai batik tradisional karena saya menghargai sesuatu yang lebih lekat dengan akar budaya. Sesuatu yang orisinil tidak boleh hilang,” tutur perempuan itu.
Kecintaan masyarakat Bangladesh terhadap batik Indonesia juga ditunjukkan oleh Khaleda Sultana, yang memborong sejumlah produk batik dalam pameran tersebut meskipun ia mengakui harga-harga batik yang dijual cukup tinggi.
Sehelai gamis batik, misalnya, dia beli dengan harga 4.000 Taka atau sekitar Rp670 ribu. Sementara harga saree atau gamis berbahan katun di Bangladesh bisa ia beli dengan harga 800 Taka atau sekitar Rp130ribu.
“Harganya cukup tinggi buat kami, mungkin kebanyakan warga Bangladesh tidak mampu membeli,” kata dia.
Namun, perkara harga ternyata tidak menyurutkan niat Khaleda untuk membelanjakan sejumlah uangnya demi produk-produk batik Indonesia.
“Saya suka kombinasi warna dan motifnya, juga bahan katun dan pengerjaan tangan yang rapi. Dan kami tidak bisa menemukan batik seperti ini di Bangladesh, jadi tidak ada tandingannya,” tutur Khaleda.
Menurut desainer fesyen Ai Syarif yang telah dua kali membawa produk batik karyanya ke Bangladesh, antusiasme masyarakat setempat terhadap batik Indonesia cukup bagus, terutama untuk produk dengan warna-warna terang.
“Saya cukup kaget juga, ternyata mengenakan batik jadi sesuatu yang sakral dan prestise bagi mereka,” tutur Ai.
Perancang busana yang memiliki merek Ai Syarif 1965 itu sebelumnya telah berpartisipasi dalam pameran batik yang diselenggarakan KBRI Dhaka pada 2018, di mana 80 persen produknya terjual.
Bagi Ai, memamerkan batik Indonesia ke sejumlah negara seperti Bangladesh, Belanda, dan Inggris, bukan hanya tentang menjual produk tetapi juga memperkenalkan budaya asli Indonesia.
Teknik pembuatan batik, pewarnaan, dan filosofi yang terkandung dalam motifnya adalah hal yang perlu diperkenalkan ke khalayak luas.
“Masyarakat Bangladesh lebih tahu batik cap, tetapi kita harus edukasi mereka mengenai batik tulis yang memang harganya lebih mahal karena prosesnya lebih lama dan sulit. Makanya sambil berjualan juga saya jelaskan ke mereka bahwa sehelai kain batik tulis ada yang dikerjakan hingga tiga sampai enam bulan,” kata Ai.
Selama Indonesia Fair tahun ini, selain menjual produk di salah satu stan, Ai juga diberi kesempatan memamerkan sejumlah koleksi rancangannya dalam peragaan busana.
Batik Lasem dan Pekalongan yang ia kombinasikan dengan motif lurik, tampak cocok dan pas dikenakan oleh para model asli Bangladesh.
Selain batik, produk fesyen seperti tas dan dompet kulit, serta kosmetik halal, ikut meramaikan penyelenggaraan Indonesia Fair 2019.
Selama tiga hari pelaksanaan pameran, tercatat total transaksi dan potensi perdagangan barang dan jasa senilai 186,5 juta dolar AS. Jumlah ini belum termasuk potensi kerja sama investasi kedua negara.
Duta Besar RI untuk Bangladesh Rina P Soemarno menyebut pelaksanaan Indonesia Fair sebagai upaya meningkatkan kehadiran Indonesia di Bangladesh.
Ia berharap melalui kegiatan tersebut, para pelaku usaha kedua negara dapat menindaklanjuti kerja sama yang sifatnya jangka panjang, bukan hanya beli putus.
Ai Syarif, misalnya, dari pameran tersebut berhasil mendapatkan pesanan 700 helai pakaian batik senilai Rp350 juta dari dua mitranya di Bangladesh.
“Teman-teman kita ini mungkin selama pameran penjualannya sedikit, tetapi mereka dapat order dari mitra mereka di Bangladesh. Kerja sama seperti ini sebetulnya yang kami sasar,” tutur Dubes Rina.
Menurut Dubes Rina, Bangladesh adalah pasar yang sangat potensial untuk produk-produk Indonesia.
Sebagai negara berkembang dengan populasi 160 juta jiwa, Bangladesh memiliki pertumbuhan tercepat ketiga di dunia dan tercepat pertama di Asia Selatan.
Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Bangladesh diproyeksikan di atas 8 persen, dan akan menjadi ekonomi terbesar ke-28 pada 2030.
“Secara bilateral khususnya ekonomi, Indonesia dan Bangladesh berbagi hubungan dan kerja sama yang kuat dan progresif,” tutur Dubes Rina.
Total nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Bangladesh pada 2018 mencapai 1,97 miliar dolar AS, atau meningkat 48 persen sejak 2016.
Tren peningkatan nilai perdagangan kedua negara berlanjut tahun ini, dengan total nilai perdagangan selama Januari-Februari 2019 mencapai 410 juta dolar AS, atau meningkat 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Karena itu melalui pameran ini kami mendorong pengusaha dan perusahaan Indonesia untuk memperluas bisnisnya ke Bangladesh,” pungkas Dubes Rina.
Khurshid Jahan, seorang pebisnis perempuan Bangladesh, menyebut Indonesia Fair sebagai upaya yang baik untuk memperkenalkan budaya dan kerajinan tangan Indonesia
Khurshid tengah menjajaki peluang kerja sama dengan pengusaha batik atau kerajinan dari Indonesia, agar produk mereka bisa dijual di salah satu toko di mal yang ia miliki di Chittagong, kota terbesar kedua di Bangladesh.