Sleman (ANTARA News) - Kelompok Batik Sekar Jatimas, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memanfaatkan media sosial dan pasar daring (marketplace) untuk mengembangkan usaha melalui situs belanja Qlapa.com dan Blanja.com.
"Kelompok Batik Sekar Jatimas memanfaatkan jejaring sosial yang dimiliki anggotanya," kata pendamping Kelompok Batik Sekar Jatimas Endah Sri Widiastuti, di Sleman, Sabtu.
"Kelompok Batik Sekar Jatimas memanfaatkan jejaring sosial yang dimiliki anggotanya," kata pendamping Kelompok Batik Sekar Jatimas Endah Sri Widiastuti, di Sleman, Sabtu.
Ia mengatakan Batik Sekar Jatimas memperoleh pembinaan Pengembangan Jiwa Kewirausahaan dari Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta melalui Kegiatan Pengabdian Masyarakat dari LPPM UGM Yogyakarta sehingga mampu menyusun visi dan misi, sedangkan untuk pengembangan kelembagaan usaha didukung Kegiatan Pengabdian Masyarakat dari LPPM UGM
Dukungan dari Dewan Kerajinan Nasional tingkat Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sleman, katanya, juga memberikan kesempatan empat orang anggota untuk mengikuti pelatihan membatik yang diselenggarakan dekranasda.
"Setelah berjalan satu tahun, kelompok Batik Sekar Jatimas mulai mengakses berbagai fasilitasi pembinaan dari Pemkab Sleman, misalnya melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman," katanya.
(Baca juga: Yogyakarta gencarkan sertifikasi pengrajin batik)
Menurut dia, komitmen bersama semua anggota terhadap tujuan menjadi modal dasar yang sangat penting. Kelompok Batik Sekar Jatimas dibentuk atas komitmen bersama ibu-ibu anggota dasa wisma di Perumahan Jatimas Permai yang mengisi kegiatan dengan berlatih membatik bersama secara otodidak.
"Kuatnya komitmen ternyata mampu menarik ibu-ibu di luar dasa wisma untuk bergabung dan membentuk kelompok Batik Sekar Jatimas pada 29 Desember 2013 yang disertai kepengurusan dengan jumlah anggota 20 orang. Komitmen tersebut mampu menumbuhkan swadaya anggota untuk mengumpulkan modal kerja berupa peralatan produksi maupun bahan baku sehingga mampu berproduksi berkesinambungan," katanya.
Upaya peningkatan kapasitas jangka pendek tidak dapat mengandalkan dukungan pemerintah, karena harus melalui pengusulan T-1 dan tergantung dengan komitmen desa dalam mengakomodasi pengembangan potensi di wilayahnya, katanya.
Untuk menjalin silaturahim dengan pelaku kerajinan batik, katanya, kelompok ini bergabung dengan Assosiasi Batik Mukti Manunggal Sleman.
Dalam operasionalnya Batik Sekar Jatimas belum mengakses modal dari sektor perbankan. Penguatan pendanaan dilakukan dengan mengakses Dana Penguatan Modal dari Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Dinas P3P2KB Kabupaten Sleman.
(Baca juga: Pengrajin batik harus peka pasar)
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment