Saturday, 8 July 2017

Puluhan penenun ikut ramaikan Parade 1001 Kuda Sandelwood

Puluhan penenun ikut ramaikan Parade 1001 Kuda Sandelwood
Seorang pengrajin tenun ikat Sumba Timur sedang menenun kainnya di Kampung Adat Raja Prailiu di Waingapu, Sumba Timur NTT, Selasa (4/7/2017). Tenun ikat Sumba Timur dihargai Rp500 ribu -Rp15 juta perkain tenun tergantung proses dan kesulitan pembuatannya. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Waikabubak, Sumba Barat (ANTARA News)- Sekitar 20 pembuat tenun ikat dan tenun biasa dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumba Barat pada Sabtu pagi sudah berdatangan ke Stadion Manda Elu, Waikabubak, untuk meramaikan Parade 1001 Kuda Sandelwood.

Di antara para penenun yang datang naik beberapa truk dari kecamatan-kecamatan di Sumba Barat itu ada Katrina dari Desa Tematana, Kecamatan Loli.

"Kami sudah ada di sini sejak pukul 08.00," kata Katrina, yang sedang mempersiapkan alat tenun di Stadion Manda Elu.

Ia datang bersama 15 penenun lain dan akan membuat tenun Labaleko, kain tenun dari benang biasa yang sudah diwarnai.

Katrina dan penenun yang lain sengaja membawa kain tenun yang belum selesai, supaya bisa menunjukkan cara membuat kain tenun Sumba kepada para pengunjung.

Sementara Rambu Lucia dari Kecamatan Lamboya membawa peralatan serta kain tenun ikat khas Sumba Barat yang dibuat dari benang yang dipintal sendiri dari kapas dan diwarnai menggunakan pewarna alami.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Sumba Barat Meti Dapawole Monteiro sebelumnya mengatakan akan mengerahkan kurang lebih 150 penenun untuk menyemarakkan Parade 1001 Kuda Sandelwood.

"Kita sudah siapkan kurang lebih 150 penenun dari setiap kecamatan di kabupaten ini," katanya, menambahkan bahwa para penenun akan menempati area khusus di Manda Elu.

Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2017

0 comments:

Post a Comment