Wednesday, 7 June 2017

Pewarna alami batik kurangi impor sintetik

Pewarna alami batik kurangi impor sintetik
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendampingi Istri Wakil Presiden Mufidah Jusuf Kalla ketika memperhatikan batik yang diproduksi Antero Batik hasil karya Romi dari Pekalongan pada Gelar Batik Nusantara ke-10 di Jakarta Convention Center, 7 Juni 2017. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Zat pewarna alam yang digunakan industri batik pada kain warsa berkontribusi mengurangi importasi zat warna sintetik, demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

“Oleh karena itu, kami terus mendorong para perajin dan peneliti agar terus berinovasi mendapatkan berbagai varian warna alam untuk bisa mengeksplorasi potensinya, sehingga memperkaya ragam batik warna alam Indonesia,” kata Airlangga di Jakarta, Rabu.


Menurut Airlangga, di tengah persaingan global yang semakin kompetitif dan dinamis, preferensi konsumen terhadap produk ramah lingkungan.

Apalagi, melihat perdagangan produk pakaian jadi di dunia yang mencapai 442 miliar dollar AS menjadi peluang besar bagi industri batik nasional untuk meningkatkan pangsa pasarnya, mengingat batik sebagai salah satu bahan baku produk pakaian jadi.

“Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di atas rata-rata dunia. Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia,” tegas Airlangga.

Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, pihaknya terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas dalam pengembangan batik warna alam Indonesia.

“Misalnya, pengembangan batik warna alam yang memiliki ketahanan cuci dan gosok, sehingga warnanya lebih tahan lama. Untuk itu, diperlukan teknik pewarnaan alam yang lebih efisien,” tuturnya.

Dalam mendukung pengembangan industri batik nasional, Gati mengemukakan, Ditjen IKM Kemenperin telah melakukan berbagai kegiatan strategis, antara lain program peningkatan kompetensi SDM, pengembangaan kualitas produk, standardisasi, fasilitasi mesin dan peralatan serta promosi dan pameran.

“Program ini diberikan kepada para perajin dan pelaku usaha batik untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas produksinya,” jelas Gati.

Selanjutnya, untuk meningkatkan akses pasar, Kemenperin juga memiliki program e-Smart IKM.

“Kami juga mendorong agar industri batik memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan seperti KUR, LPEI dan insentif lainnya untuk memperkuat struktur modalnya,” sebut Gati.

Ketua Panitia Gelar Batik Nusantara 2017, Etna Giatna mengatakan, kegiatan tahun ini mengusung tema Pesona Batik Warna Alam.

Tema tersebut, menurutnya, berkaitan dengan sejarah dalam perjalanan perkembangan batik di Indonesia.

M"Pewarnaan batik awal mulanya dari keanekaragaman hayati kulit kayu, daun, buah, bunga dari berbagai tanaman yang ada di lingkungan sekitar.

Gelar Batik Nusantara 2017 yang dilaksanakan pada tanggal 7-11 Juni 2017 di Jakarta Convention Center (JCC) ini diikuti sebanyak 400 peserta.

GBN 2017 kali ini akan menyajikan banyak acara menarik seperti talkshow sekaligus workshop membatik dengan perwarnaan alam, menghadirkan penampilan dari Gitar Batik Peraih MURI dan juga penyelenggaraan Putra Putri Batik Nusantara.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2017

0 comments:

Post a Comment