Siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, menyebutkan Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Jose Tavares saat membuka Indonesian Fashion Extravaganza (IFE) 2016 di Wellington (4/3), mengatakan IFE merupakan wujud diplomasi budaya melalui fesyen di belahan bumi selatan.
"Di abad ke-21 ini dimana diplomasi sering bersinggungan dengan budaya, pergelaran Indonesian Fashion Extravaganza di Selandia Baru bertujuan menampilkan karya-karya adi luhung kain tradisional Indonesia lebih dari sekadar penutup tubuh bagi bangsa Indonesia karena setiap lembar kain mengandung makna filosofi yang tercermin dari motif yang unik dan warna yang terang ataupun gelap," kata Dubes Jose Tavares.
Atas prakarsa Dubes RI dan Ny. Fitria Wibowo Tavares, pagelaran IFE menampilkan karya-karya tujuh desainer dari Tanah Air yakni Yuku Moko, Nita Seno Adji, Handy Hartono, Sikie Purnomo, Defrico Audy, Rudy Chandra dan Carla Setja Atmadja.
Bertempat di Wharewaka Function Centre, di pusat CBD, pagelaran itu dihadiri oleh 200 undangan dari kalangan industri fesyen, ritel busana, editor dan penulis blog yang berpengaruh di bidang fesyen, pimpinan sekolah-institut fesyen, pejabat tinggi Selandia Baru, para dubes asing yang berdomisili di Wellington, serta Friends of Indonesia.
Undangan yang memenuhi gedung menyampaikan pujian kekaguman mereka terhadap karya para desainer maupun kekayaan budaya Indonesia. Mereka mengatakan pagelaran tersebut benar-benar luar biasa, persis mencerminkan nama dari pagelaran.
Pengakuan terhadap keunggulan industri fesyen Indonesia juga telah disampaikan oleh para undangan yang juga menyampaikan minat untuk memiliki sebagian koleksi para desainer.
Di sela pagelaran, para undangan juga disuguhi tarian tradisional Panji Semirang dari Bali, yang menceritakan kisah Putri Candra Kirana yang menyamar sebagai lelaki dalam upaya mencari kekasihnya, Raden Inu Kertapati.
Untuk memberikan kesempatan kepada publik Selandia Baru agar dapat menikmati sajian kuliner tradisional Indonesia serta untuk memiliki hasil karya para desainer, KBRI Wellington menyelenggarakan Indonesian Product and Fashion Fair di halaman kantor KBRI pada Sabtu (5/3).
Selandia Baru merupakan pasar potensial bagi ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia. Industri tekstil Selandia Baru mencakup 2.000 usaha dan telah membuka lapangan pekerjaan bagi lebih dari 15.000 tenaga kerja.
"Di abad ke-21 ini dimana diplomasi sering bersinggungan dengan budaya, pergelaran Indonesian Fashion Extravaganza di Selandia Baru bertujuan menampilkan karya-karya adi luhung kain tradisional Indonesia lebih dari sekadar penutup tubuh bagi bangsa Indonesia karena setiap lembar kain mengandung makna filosofi yang tercermin dari motif yang unik dan warna yang terang ataupun gelap," kata Dubes Jose Tavares.
Atas prakarsa Dubes RI dan Ny. Fitria Wibowo Tavares, pagelaran IFE menampilkan karya-karya tujuh desainer dari Tanah Air yakni Yuku Moko, Nita Seno Adji, Handy Hartono, Sikie Purnomo, Defrico Audy, Rudy Chandra dan Carla Setja Atmadja.
Bertempat di Wharewaka Function Centre, di pusat CBD, pagelaran itu dihadiri oleh 200 undangan dari kalangan industri fesyen, ritel busana, editor dan penulis blog yang berpengaruh di bidang fesyen, pimpinan sekolah-institut fesyen, pejabat tinggi Selandia Baru, para dubes asing yang berdomisili di Wellington, serta Friends of Indonesia.
Undangan yang memenuhi gedung menyampaikan pujian kekaguman mereka terhadap karya para desainer maupun kekayaan budaya Indonesia. Mereka mengatakan pagelaran tersebut benar-benar luar biasa, persis mencerminkan nama dari pagelaran.
Pengakuan terhadap keunggulan industri fesyen Indonesia juga telah disampaikan oleh para undangan yang juga menyampaikan minat untuk memiliki sebagian koleksi para desainer.
Di sela pagelaran, para undangan juga disuguhi tarian tradisional Panji Semirang dari Bali, yang menceritakan kisah Putri Candra Kirana yang menyamar sebagai lelaki dalam upaya mencari kekasihnya, Raden Inu Kertapati.
Untuk memberikan kesempatan kepada publik Selandia Baru agar dapat menikmati sajian kuliner tradisional Indonesia serta untuk memiliki hasil karya para desainer, KBRI Wellington menyelenggarakan Indonesian Product and Fashion Fair di halaman kantor KBRI pada Sabtu (5/3).
Selandia Baru merupakan pasar potensial bagi ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia. Industri tekstil Selandia Baru mencakup 2.000 usaha dan telah membuka lapangan pekerjaan bagi lebih dari 15.000 tenaga kerja.
Pakaian jadi adalah faktor terbesar penyumbang industri tekstil. Ekspor tekstil, busana siap pakai dan karpet buatan Selandia Baru menyumbang total tiga miliar dolar AS pada Juni 2013.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment