Jakarta (ANTARA News) - Denny Wirawan dan Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mengangkat batik Kudus sebagai satu warisan wastra dari pesisir Jawa Tengah, Indonesia ke panggung fashion.
Malam ini Denny menampilkan koleksi terbaru bertajuk "Wedari" di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
Bagi seorang Denny Wirawan, Wedari merupakan refleksi kehidupan yang ia lalui dan perjalanan selama 20 tahun berkarya di industri fashion.
“Yang spesial pada Wedari adalah saya terlibat dari awal terhadap pemilihan dan pembuatan motif batik Kudus. Bersama dengan Agam Riadi dan pembatik Kudus, saya ingin mengangkat beragam motif dan isen-isen Batik Kudus yang belum terpublikasi," ujar Denny dalam siaran pers.
Wedari adalah taman bunga di istana Raja-raja kuno tempat para Putri Raja bermain dan belajar. Segala keindahan bunga tumbuh di Wedari, siap untuk memanjakan mata para Permaisuri dan Raja.
Presentasi koleksi Wedari terbagi jadi empat bagian.
Pertama, "Sekar Murni" berisi koleksi 15 baju siap pakai yang merupakan remake dari desain adibusana dan pola karya Denny yang terdahulu, namun ditampilkan dalam nuansa warna putih yang kekinian, glamour namun bersiluet elegan dalam detail Bordir khas Kudus sebagai benang merah.
Kedua, "Taman Sari". Mekarnya bunga di 'Wedari' (Taman Bunga) pada pagi hari saat seluruh alam menyambut sang mentari menjadi inspirasi sequence "Taman Sari". Bagian kedua ini menonjolkan batik berwarna cerah dengan motif bunga warna warni seperti motif bunga Peonie, bunga Lili, bunga Teratai yang mendominasi 25 set busana siap pakai deluxe.
Ketiga, "Ganda Arum". Terinspirasi dari proses pembelajaran dan pencarian jati diri, menjaga hubungan dengan Sang Maha Pencipta dan hidup selaras dengan alam dalam keseimbangan, bagian ke-3 ini menampilkan batik sogan bernuansa monochrome dalam balutan busana siap pakai.
Terakhir adalah "Ningrat". Elegan dan anggun diwujudkan lewat busana malam bermotif flora dan fauna seperti burung merak dan kupu-kupu.
Peragaan busana ini berjalan beriringan dengan elemen budaya, tarian, tata panggung dan video mapping karya generasi muda Indonesia serta keindahan musik karya Yovie Widianto.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment