Rina Atriana - detikfinance Hanoi -Pameran Dagang Indonesia 2015 di Hanoi, Vietnam resmi dibuka hari ini dan akan berlangsung hingga Sabtu (12/12/2015) mendatang. Stand-stand yang menjual batik terlihat paling banyak menarik minat pengunjung.
Salah satunya stand 'Batik Hatta' milik Tuti Indriastuti dan keluarga. Tak henti-hentinya pengunjung mendatangi stand Tuti dan tak sedikit yang kemudian memutuskan untuk membeli.
"Kita ada menjual mulai dari kemeja batik, kain batik, ada yang dari batik tulis maupun batik cetak. Kita bawa ratusan batik, cuma belum dihitung persisnya," kata Tuti saat ditemui di lokasi pameran, di International Center of Exhibition (ICE), Jl Tho Xuong, Hanoi, Vietnam, Kamis (10/12/2015).
Toko batik milik Tuti dan keluarga berlokasi di Semarang, namun ada pula cabangnya di Jakarta. Harga batik yang ia jual di pameran berkisar antara Rp 62 ribu hingga Rp 2,5 juta.
"Kebanyakan yang beli sih ya yang paling murah. Sekitar 100 ribu Dong Vietnam (Rp 62 ribu). Sudah berapa ya yang kejual, banyak deh. Paling mahal itu Rp 2,5 juta, jenis batik tulis," ujar Tuti.
Salah satu pengunjung yang membeli batik di stand Tuti adalah Nguyen Tran Oanh, seorang professor dari Center of Consultation and Technology Transfer For Agricultural and Rural Development Vietnam. Oanh mengatakan, banyak rekannya yang mengenakan batik jika ada pertemuan. Ia pun jadi penasaran untuk memilikinya juga.
"Beberapa teman sering pakai batik kalau pertemuan. Saya kemudian ke sini dan memutuskan membeli. Bagus ya. Saya suka juga," tutur Oanh.
Selain stand batik, ada bermacam-macam stand yang dibuka di pameran kali ini. Minister Counsellor KBRI Hanoi Sadikin mengatakan, rencananya pameran ini akan dibuat menjadi event tahunan. Namun hal tersebut masih akan dibicarakan kemudian.
"Kita akan usahakan menjadi acara tahunan. Ini bagus untuk menarik pasar di Vietnam. Tidak hanya jualan. Tapi bagaimana mereka menjalin relasi dengan pengusaha di sini," papar Sadikin.
(rna/hns)
Salah satunya stand 'Batik Hatta' milik Tuti Indriastuti dan keluarga. Tak henti-hentinya pengunjung mendatangi stand Tuti dan tak sedikit yang kemudian memutuskan untuk membeli.
"Kita ada menjual mulai dari kemeja batik, kain batik, ada yang dari batik tulis maupun batik cetak. Kita bawa ratusan batik, cuma belum dihitung persisnya," kata Tuti saat ditemui di lokasi pameran, di International Center of Exhibition (ICE), Jl Tho Xuong, Hanoi, Vietnam, Kamis (10/12/2015).
Toko batik milik Tuti dan keluarga berlokasi di Semarang, namun ada pula cabangnya di Jakarta. Harga batik yang ia jual di pameran berkisar antara Rp 62 ribu hingga Rp 2,5 juta.
"Kebanyakan yang beli sih ya yang paling murah. Sekitar 100 ribu Dong Vietnam (Rp 62 ribu). Sudah berapa ya yang kejual, banyak deh. Paling mahal itu Rp 2,5 juta, jenis batik tulis," ujar Tuti.
Salah satu pengunjung yang membeli batik di stand Tuti adalah Nguyen Tran Oanh, seorang professor dari Center of Consultation and Technology Transfer For Agricultural and Rural Development Vietnam. Oanh mengatakan, banyak rekannya yang mengenakan batik jika ada pertemuan. Ia pun jadi penasaran untuk memilikinya juga.
"Beberapa teman sering pakai batik kalau pertemuan. Saya kemudian ke sini dan memutuskan membeli. Bagus ya. Saya suka juga," tutur Oanh.
Selain stand batik, ada bermacam-macam stand yang dibuka di pameran kali ini. Minister Counsellor KBRI Hanoi Sadikin mengatakan, rencananya pameran ini akan dibuat menjadi event tahunan. Namun hal tersebut masih akan dibicarakan kemudian.
"Kita akan usahakan menjadi acara tahunan. Ini bagus untuk menarik pasar di Vietnam. Tidak hanya jualan. Tapi bagaimana mereka menjalin relasi dengan pengusaha di sini," papar Sadikin.
(rna/hns)
0 comments:
Post a Comment