Sunday, 30 April 2017

Bantul gelar Gebyar Batik di Jakarta

Bantul gelar Gebyar Batik di Jakarta
ilustrasi: Perajin menyelesaikan pembuatan batik Kudusan di Desa Colo, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (25/4/2017). Batik dengan motif dan pola yang dipengaruhi penyebaran agama Islam pada masa Wali Songo itu dipasarkan ke sejumlah kota seperti Jakarta, Surabaya, Bali dan Semarang dengan harga Rp200 ribu - Rp5 juta per potong. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Bantul bekerja sama dengan pengelola Pusat Belanja Mangga Dua Square menggelar Gebyar Batik Bantul yang diikuti puluhan pengrajin batik asal Bantul dan dimeriahkan dengan peragaan busana batik serta demo membatik.

"Kami ingin mendorong kemajuan ekonomi kerakyatan berbasis kerajinan batik melalui kerja sama saling menguntungkan dengan pemerintah daerah dan para pengrajin batik Bantul," kata Chief Marketing Officer Mangga Dua Square, Mulia Budiman dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu.

"Kerja sama dengan para perajin batik Bantul ini akan berhasil mengingat daerah Bantul merupakan daerah penghasil terbesar batik rakyat yang telah diwariskan turun temurun dengan sekitar 53 motif batik yang memperkaya variasi batik tulis, batik cap dan kombinasi," tambah Mulia Budiman.

Selama ini, pihaknya telah bekerja sama dengan sentra-sentra pengrajin batik dengan hadirnya Zona Batik Nusantara yang menjual aneka batik dari Pekalongan, Klaten, Sragen dan lainnya termasuk Bantul untuk menggerakan ekonomi kerakyatan.

Sementara itu, Bupati Bantul Suharsono mengharapkan Gebyar Batik Bantul itu semakin memperkenalkan batik Bantul secara luas baik nasional maupun internasional yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Acara Gebyar Batik Bantul yang berlangsung hingga 7 Mei 2017, lanjut Suharsono, juga akan menjadi sentuhan dan daya ungkit sektor ekonomi kreatif kerajinan rakyat di Kabupaten Bantul.

"Sehingga batik Bantul akan bisa bersaing dengan daerah lain dan dapat menembus pasar nasional dan bahkan pasar internasional," katanya.

(T.A029/A039)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017

0 comments:

Post a Comment