Saturday, 3 October 2015

Waspadai tekstil bermotif batik, kata Paguyuban batik Pekalongan


Waspadai tekstil bermotif batik, kata Paguyuban batik Pekalongan
Pembuatan Batik Pekalongan Pekerja mencanting kain batik Pekalongan di kawasan Desa Gamer, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (4/6). Kain Batik Pekalongan yang memiliki harga Rp. 60.000 - Rp. 200.000 itu dijual di Pekalongan, Yogyakarta, Semarang hingga luar negeri seperti Singapura dan Malaysia. (ANTARA FOTO/Pradita Utama) ()
Pekalongan (ANTARA News)- Paguyuban Pencinta Batik Pekalongan, Jawa Tengah, mengimbau kepada pelaku industri untuk mewaspadai peredaran tekstil bermotif batik yang kini masih diperjualbelikan di sejumlah pasar.

Ketua Paguyuban Pencinta Batik Pekalongan Fathiyah A.Kadir di Pekalongan, Sabtu, mengatakan tekstil bermotif batik dan bahan baku impor masih menjadi ancaman industri batik.

"Kami meminta pemkot bisa membantu pelaku industri batik agar jeli untuk bisa membedakan adanya toko-toko tekstil bermotif batik yang tetap membubuhkan namanya sebagai toko batik," katanya.

Menurut dia, perlu peran pemerintah dan masyarakat untuk memberikan pendidikan supayabisa membedakan mana yang batik asli dan mana yang bukan batik.

"Kami berharap pada pemerintah pusat harus lebih memperhatikan segala macam persoalan batik dan peran komunitas batik harus lebih fokus dalam melestarikan batik," katanya.

Sekretaris Daerah Kota Pekalongan Dwi Ari Putranto mengatakan saat ini banyak berkembang kesenian bernuansa batik seperti tari batik "Arjati" yang mengambarkan keberagaman dan persatuan dari etnis setempat.

"Oleh karena itu pemkot akan mendorong pelaku industri batik tetap berkembang. Apalagi pemkot juga berencana menerapkan pakaian tradisional batik untuk dipakai para PNS," katanya.
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2015

0 comments:

Post a Comment